Jakarta — Duka mendalam menyelimuti keluarga Luhut Binsar Pandjaitan yang dalam dua hari berturut-turut kehilangan dua sosok terkasih: adik bungsunya, Timbo Cornell Panjaitan, dan besan tercinta, Inang Tiobonur Silalahi. Kedua insan tersebut berpulang dalam waktu yang sangat berdekatan, mengingatkan kita semua akan misteri dan keagungan kehendak Tuhan.
Inang Tiobonur Silalahi menghembuskan napas terakhir sehari setelah Hari Raya Paskah. Beliau adalah sosok ibu yang kuat, sederhana, dan penuh kasih. Dengan keteguhan hati dan cinta yang tulus, ia membesarkan putra-putranya hingga menjadi prajurit-prajurit TNI yang membanggakan bangsa.
Hanya selang satu hari kemudian, Timbo Cornell Panjaitan—adik bungsu Luhut—meninggal dunia dalam usia 68 tahun. Diberi nama 'Timbo Cornell' karena kelahirannya bertepatan saat sang ayah sedang menimba ilmu di Cornell University, Timbo dikenal sebagai pribadi yang bertanggung jawab sebagai suami dan ayah. Ia berhasil menyekolahkan anak semata wayangnya hingga meraih gelar Magister, sebuah warisan nilai yang tak ternilai.
Luhut mengenang adiknya sebagai sosok yang meskipun berbeda generasi, tetap menyimpan kesan mendalam dalam hati. "Kadang yang datang paling akhir, menjadi yang lebih dulu meninggalkan kita," ungkapnya haru.
Sebagai umat beriman, keluarga besar Luhut memaknai duka ini dalam terang Firman Tuhan seperti tertulis dalam Mazmur 116:15, “Berharga di mata Tuhan, kematian semua orang yang dikasihi-Nya.” Bagi masyarakat Batak, kematian bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan menuju keabadian: Sude do na molo gabe, gabe ma hita; sude do na molo mate, mardomu ma hita.
Ucapan terima kasih yang tulus disampaikan keluarga atas doa dan dukungan dari para kerabat, sahabat, serta semua pihak yang hadir maupun yang menyampaikan bela sungkawa dari kejauhan. Kehadiran dan ketulusan itu menjadi kekuatan bagi keluarga untuk melepas kepergian dua sosok terkasih ini dengan penuh kasih dan keikhlasan.
Sebab waktu tak pernah bisa kita kendalikan, tetapi harapan selalu bisa kita doakan.
"Ro do ho tu jolo, nami di angka roham. Horas ma di jolomu.”
Red/fb