Medan | Garda.id
Pentas Seni Medan (PESAN) 2024 secara resmi dibuka Kamis, (10/10/2024), di Taman Budaya Medan. Acara yang sempat vakum selama empat tahun akibat pandemi Covid-19 ini berlangsung dari tanggal 10 hingga 12 Oktober 2024, melibatkan puluhan komunitas seni, termasuk tari, teater, musik, seni rupa, serta pelajar dari seluruh kota Medan.
Tahun ini, Pesta Seni Medan diisi dengan beragam kegiatan, antara lain pameran lukisan, workshop, diskusi seni, pertunjukan teater dan budaya, serta berbagai lomba untuk pelajar, seperti membaca puisi, mewarnai, dan menggambar.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Benny Sinomba, MAP, dalam sambutannya menyebutkan bahwa Medan dan Sumatera Utara adalah miniatur Indonesia dengan keberagaman budayanya. Acara Pentas Seni Medan merupakan wujud konkret kegiatan budaya tradisional dari berbagai etnis yang diekspresikan secara kreatif.
Dengan digelarnya acara ini, seluruh seniman di kota Medan khususnya Sumatera Utara dapat bersatu dan terus berkarya sehingga dapat meningkatkan animo masyarakat untuk cinta terhadap budaya dan melestarikan warisan leluhur, harapnya.
Pada hari kedua acara PESAN 2024, Afrion mewakili Konsorsium Seniman memberikan apresiasi positif atas kolaborasi antara pelajar dan seniman. Ia menyatakan, "Terima kasih kepada seluruh kawan seniman dari berbagai cabang kesenian yang berpartisipasi secara swadaya bersama Dinas Pendidikan Kota Medan. Acara ini menjadi titik awal meningkatkan sejarah seni setelah empat tahun stagnan akibat pandemi dan masa transisi pengelolaan Taman Budaya. Semoga ini menjadi awal kebangkitan seniman kota Medan."
Ketua Dewan Kesenian Medan periode 1994-2010, Hj Anita Dariatmo, menyatakan bahwa pentas seni ini mengingatkan akan kejayaan seni budaya di masa lalu. Ia berharap kegiatan serupa dapat berlanjut agar generasi muda semakin mencintai seni dan budaya mereka.
Sedangkan acara "Cakap-Cakap Seni" bertema Jalan Kebudayaan Indonesia Kedepan, dimulai dengan atraksi coretan seni di atas kanvas putih berjudul "Horja," yang dipimpin oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Kebudayaan RI, Hilmar Farid, BA, FA, PhD, serta seniman Medan, Mangatas Pasaribu dan Hafiz Taadi.
Dalam diskusi, Hilmar Farid menjelaskan pentingnya ekonomi berbasis kekayaan budaya dan kreativitas. Ia menekankan bahwa Medan dan Sumut memiliki sejarah panjang dalam bidang budaya, yang harus dimanfaatkan untuk eksistensi di masa depan. Ia juga mengingatkan perlunya memanfaatkan teknologi agar kalangan muda tertarik pada ekspresi budaya Indonesia, dibandingkan dengan negara lain yang lebih dulu menarik perhatian mereka.
Sayangnya kita ketinggalan dengan Korea, Turki, Thailand yang duluan menyita perhatian kalangan muda kita dengan sajian budaya mereka. Padahal bila bicara talenta serta prestasi, Indonesia tidak kekurangan, karena anak muda kita banyak mendapat penghargaan baik itu di ajang nasional maupun internasional. Sekarang bagaimana kita mengelola talenta-talenta tersebut sehingga mampu berbuah,ujarnya.
Pada hari pertama (10/10), kegiatan yang dilaksanakan antara lain lomba baca puisi, pameran seni rupa, dan penampilan teater dari komunitas Sasude serta LKK Unimed. Pada hari kedua (11/10), kegiatan meliputi lomba akting, pertunjukan tari, cakap-cakap seni, dan pemutaran film. Hari terakhir (12/10) diisi dengan lomba mewarnai, pertunjukan bersama 20 sekolah dan seniman, action painting, tari kontemporer, pertunjukan Kuda Kepang, dan pertunjukan musik, Ketoprak Dor, serta kegiatan seni lainnya. (Tim)