Perjuangan dan Harapan Jalinsum "Batu Jomba" yang Terabaikan di Sumatera Utara, Bupati Tapsel Dolly: Sudah Layangkan Surat ke Menteri PUPR

Share:

 

Jalan Lintas Sumatera Utara (Jalinsum) "Batu Jomba" telah lama dikenal karena kondisinya yang memprihatinkan.rel



Tapsel |  Garda.id

Jalan Lintas Sumatera Utara (Jalinsum) "Batu Jomba" telah lama dikenal karena kondisinya yang memprihatinkan. Jalan ini, yang menghubungkan Medan dan Padangsidimpuan, kini menjadi isu utama di daerah tersebut.


Jalan Lintas Sumatera Utara "Batu Jomba" merupakan jalur vital yang seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat untuk perbaikan. Namun, hingga saat ini, belum ada upaya perbaikan yang signifikan. Ini memicu pertanyaan mengenai faktor-faktor yang mungkin menghambat proses penganggaran dan perbaikan jalan tersebut.


Perjuangan Bupati Dolly Pasaribu


Bupati Tapanuli Selatan, Dolly Pasaribu, telah aktif berjuang untuk menarik perhatian pemerintah pusat. Pada 5 Juli 2024, Dolly mengirimkan surat kepada Menteri PUPR RI, Basuki Hadimuljono, mengenai kondisi jalan yang sangat buruk. Tindakan ini mengarah pada kunjungan dari Kementerian PUPR, di mana Direktur Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah I, Nyoman Suaryana, ditugaskan untuk menilai kondisi jalan.


Nyoman mengungkapkan bahwa pemerintah berencana untuk merelokasi jalan sepanjang 34 kilometer dari Silangge Sipirok ke Simangumban Taput dengan anggaran sebesar Rp 2,7 triliun. Namun, kendala anggaran dan proses pembebasan lahan menjadi tantangan besar yang mungkin membuat realisasi proyek ini belum dapat dipastikan dalam lima tahun ke depan.


Apresiasi dan Harapan


Bupati Dolly Pasaribu mengapresiasi perhatian yang diberikan oleh Kementerian PUPR dan menekankan pentingnya Jalan Batu Jomba. Ketua PWI Tabagsel, Khodir Pohan, juga mengimbau rekan-rekan jurnalis untuk terus mengangkat masalah ini agar menjadi perhatian serius pemerintah pusat. Kerusakan jalan ini telah menyebabkan kemacetan parah dan beberapa insiden kecelakaan yang fatal pada tahun 2014 dan 2018.


Dampak Sosial dan Ekonomi


Kerusakan jalan ini tidak hanya menimbulkan kemacetan, tetapi juga memicu praktik pungutan liar. Warga setempat mengenakan biaya kepada setiap pengendara yang melintas, dengan tarif yang bervariasi antara Rp100 ribu hingga Rp300 ribu. Masalah ini menunjukkan bahwa Jalan Batu Jomba mempengaruhi tidak hanya aspek fisik tetapi juga sosial-ekonomi masyarakat.


Harapan Masyarakat Terhadap Gubernur Mendatang


Dengan Pilkada Sumut 2024 yang semakin dekat, masyarakat berharap calon gubernur yang terpilih dapat menyelesaikan masalah Jalan Batu Jomba. Tokoh pemerhati pembangunan Tabagsel, Bang Regar, berharap bahwa calon gubernur seperti Bobby Nasution - Surya atau Edy Rahmayadi - Hasan Basri Sagala dapat memberikan solusi konkret. Jalan Batu Jomba, yang merupakan urat nadi perekonomian dan mobilitas warga Sumatera Utara, memerlukan perhatian dan sinergi semua pihak untuk mengatasi masalah yang telah berlangsung selama belasan tahun.rel


Share:
Komentar

Berita Terkini