SEJARAH KABUPATEN TASIKMALAYA

Share:

 



Garda.id | SEJARAH KABUPATEN TASIKMALAYA


Oleh :  Purwadi. 

Ketua Lembaga Olah Kajian Nusantara

LOKANTARA. 

HP 087864404347


A. Asal-usul Nama Tasikmalaya. 


Tasikmalaya berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu Tasik dan Malaya. Kata Tasik berarti laut atau samudera. Malaya berarti bergerak, maju, melangkah, bepergian, berpindah. Dengan demikian Tasikmalaya dapat diartikan sebagai kawasan laut yang selalu bergerak. Secara simbolik samudera melambangkan jiwa besar, sedangkan malaya sendiri dapat diartikan sebagai kehidupan yang selalu mengalami perubahan. Pada kenyataannya samudera kehidupan senantiasa terjadi pasang surut.


Sejarah Tasikmalaya bermula di daerah Sukapura. Suka berarti terang benderang, cerah ceria, cemerlang gemilang. Pura berarti istana atau keraton. Istana Sukapura merupakan ibukota kerajaan Tawang Galunggung, yang berdiri pada tanggal 13 Sura 1033 Saka aatu 31 Agustus 1111. Kerajaan Tawang Galunggung termasyur sebagai negeri yang kaya raya, makmur sejahtera, indah permai, aman nyaman, ayem tentrem, murah sandang pangan papan, guyub rukun, selaras serasi seimbang, bersatu padu lahir batin.


Kejayaan kerajaan Tawang Galunggung cocok benar dengan namanya. Tawang berarti langit, angkasa, cakrawala atau tempat yang tinggi. Galunggung berarti jiwa raga yang manunggal, unggul dan agung. Raja, punggawa, sentana satu cipta rasa karsa karya bersama kawula. Aparat menyatu dengan rakyat, sebagaimana dicontohkan oleh Sang Hyang Batari. Raja Tawang Galunggung ini terkenal sebagai pemimpin yang bijak bestari, adil, pemurah, ramah, berwibawa, sabar, santun dan pintar. Sang Hyang Batari menyusun ajaran hidup yang disebut Sang Hyang Sisakanda. Ajaran Sisakanda digunakan oleh para pujangga istana sebagai bacaan bermutu. Pada tahun 1486 Prabu Siliwangi raja Pajajaran belajar tentang ajaran Sisakanda.


Konsep kepemimpinan yang diajarkan oleh Sang Hyang Batari raja Tawang Galunggung bertujuan untuk menata pemerintahan menurut raja Tawang Galunggung ini penguasa harus memegang teguh prinsip narendra gung binatara, mbahu dhendha nyakrawati, hambeg adil paramarta, ber budi bawa laksana. Artinya seorang pemimpin diberi tugas untuk menata jagat raya. Kekuasaan yang diberikan itu harus sesuai dengan landasan hukum, norma dan susila.


Pemimpin mendapat amanat untuk mengabari pada rakyat. Pemimpin wajib melayani. Jangan sekali-kali berpikir untuk dilayani. Itulah pemimpin yang baik dan berbobot. Rakyat perlu kenyang dulu. Pemimpin baru mau makan belakangan. Inilah jalan untuk mewujudkan kewibawaan. Dalam memerintah mesti berlaku adil. Tidak boleh pilih kasih. Kesempatan untuk diri sendiri dan keluarga. Kepentingan umum lebih diutamakan daripada kepentingan pribadi.


Prinsip-prinsip keutamaan yang diajarkan oleh Sang Hyang Batari menjadi renungan bagi Prabu Surawasesa yang memerintah Kerajaan Pajajaran pada tahun 1521-1535. Untuk menghayati ajaran luhur Prabu Surawasesa pada tanggal 10 Juni 1526 menyelenggarakan sarasehan budaya. Tempatnya di Linggawangi, Leuwisari, Tasikmalaya. Kegiatan pelatihan Kitab Sisakanda ini pernah pula dilakukan oleh Prabu Sri Gading Anteg. Raja Tawang Galunggung ini memindahkan ibukota Sukapura ke Sukakerta. Tiap tahun Prabu Sri Gading Anteg melakukan bakti sosial di Daeyeuh Tengah Salopa.


Sesungguhnya antara Kerajaan Tawang Galunggung, Kerajaan Pajajaran dan Kerajaan Galuh masih ada hubungan keluarga. Antar keluarga kerajaan memang kerap menjalin kekerabatan lewat tali pernikahan. Silsilah geneologi sangat penting dalam eksistensi kerajaan. Hubungan darah dan keturunan memegang peranan dalam suksesi kerajaan. Itulah alasan perkawinan antar kerajaan.


Kabupaten Taiskmalaya pantas berbangga, karena memiliki sejarah yang panjang. Leluhur mereka telah mewariskan bentuk peradaban yang anggun dan agung. Batara Semalakraja mewariskan tradisi metalurgi. Kemampuan pandai besi masyarakat Tasikmalaya telah diajarkan oleh Batara Semalakraja. Batara Kuncung Putih memberi pelajaran tentang bercocok tanam, pertanian dan perkebunan. Beliau juga ahli marketing agrobis.


Kecakapan masyarakat Tasikmalaya dalam bidang ilmu pengetahuan dirintis oleh Batara Kawindu. Beliau gemar membaca kitab klasik yang berasal dari Hindustan, Malaka dan Persia. Batara Wastukayu seorang pertapa yang sakti mandraguna. Beliau kerap melakukan meditasi di puncak Gunung Papandayan. Tujuannya supaya mendapat ketajaman batin. Para sesepuh masyarakat Tasikmalaya benar-benar orang hebat. Mereka patut dijadikan sebagai suri tauladan bagi generasi muda.


B. Kejayaan Kabupaten Tasikmalaya. 


Dalam Lintasan ejarah agung, Tasikmalaya punya jasa. Kenangan manis bagi Kabupaten Tasikmalaya terjadi pada tanggal 26 Juli 1641. Bersamaan dengan hari yang bersejarah itu telah dilantik Raden Ngabehi Wirawangsa sebagai Bupati Tasikmalaya. Beliau bergelar Kanjeng Raden Tumenggung Wiradadaka I. Masyarakat Tasikmalaya mendapat kadio istimewa. Wiradadaka I memiliki bibit bebet bobot yang utuh sepuh tangguh dan berpengaruh. Beliau mempunyai hubungan trah dengan kerajaan Pajajaran, Galuh dan Tawang Galunggung. Asal usulnya memang dari keluarga bangsawan besar.


Raden Ngabehi wirawangsa pernah belajar perkebunan apel di Batu Balang. Pangeran Pekik Bupati Surabaya mengundang beliau pada tahun 1637. Manajemen perkebunan ini digunakan untuk mengembangkan budidaya agrobis di daerah dataran tinggi. Kelak setelah menjadi Bupati Tasikmalaya dengan gelar Wiradadaka, bidang perkebunan bertambah maju.


Wilayah Sukapura atau Tasikmalaya bertambah mujur makmur akur pada jaman Raden Jayamanggala menjadi pemimpin. Beliau bergelar Raden Tumenggung Wiradadaka II. Pada tahun 1674 Bupati Sukapura Tasikmalaya ini diundang oleh Sinuwun Amangkurat Agung untuk mengikuti pelatihan manajemen bahari di Kabupaten Tegal. Raja Mataram ini terkenal sebagai pelopor maritim di Asia Tenggara. Pelayaran, perikanan, perdagangan membuat makmur pesisir Jawa.


Bidang irigasi mendapat perhatian dari Bupati Raden Tumenggung Wiradadaka III. Beliau belajar sistem irigasi di daerah Cakra Pengging tahun 1716. Beliau bersahabat baik dengan Kanjeng Ratu Mas Balitar, permaisuri Sinuwun Paku Buwana I. sistem irigasi Cakra Pengging ditiru oleh Wiradadaka III guna meningkatkan kelancaran pertanian. Beliau membangun bendungan di sungai Cikidang tahun 1717. Bendungan di Sungai Citanduy dibangun pada tahun 1718.


Kebudayaan mendapat perhatian utama dari Bupati Wiradadaka VIII. Pada tanggal 25 Mei 1812 beliau datang ke Karaton Surakarta untuk mengantar tim Sukapura Tasikmalaya. Mereka belajar kitab Wulangreh. Pengetahuan dari Karaton Surakarta Hadiningrat ini digunakan untuk meningkatkan ketrampilan literasi. Penerjemahan, penyalinan, penyaduran kitab klasik ke dalam bahasa Sunda mendapat dukungan penuh dari Raden Tumenggung Wiradadaka VIII. Ilmu sosial humaniora berkembang pesat di Tasikmalaya. Budaya adi luhung menjadi referensi dalam menyelenggarakan pemerintahan.


Raden Ngabehi Ranggawarsita pernah diundang oleh Kanjeng Raden Tumenggung Danudiningrat pada tanggal 16 Januari 1842. Pujangga Karaton Surakarta ini memberi pelatihan sejarah peradaban. Para pemuda pemudi Tasikmalaya diajak untuk membaca kitab Pustaka Raja Purwa. Kesadaran sejarah perlu ditanamkan kepada sekalian warga Tasikmalaya. Supaya mereka mengenal kejayaan masa lampau.


Sri Susuhunan Paku Buwono IX raja Surakarta pernah mengundang Kanjeng Raden Tumenggung Wiradegdana. Beliau diajak untuk mengunjungi perkebunan kopi di Kembang Semarang pada tahun 1869. Dari Semarang lantas diajak ke daerah Candi Ampel Boyolali. Di sana beliau diajak bertukar pikiran untuk mengembangkan perkebunan teh. Kunjungan kali ini berjalan lancar dan sukses gemilang. Sedangkan Tumenggung Wiradegdana pada kesempatan ini mengenalkan nasi tutug oncom.


Pada tanggal 16 September 1893 menjadi tonggak teknologi tingkat tinggi. Kanjeng Raden Tumenggung Wirahadiningrat meresmikan stasiun kereta api Tasikmalaya. Sistem transportasi massal ini terhubung dengan lintasan kereta api di seluruh pulau Jawa. Dari Tasikmalaya Bandung, Batavia, Semarang, Surabaya, Malang, Madiun, Surakarta, Yogyakarta, Purwokerto, dapat dijangkau dengan mudah murah. Masyarakat Tasikmalaya merasa berbahagia.


Nama Kabupaten Tasikmalaya sendiri secara resmi digunakan pada tanggal 21 Agustus 1913. Raden Adipati Aria Wiratanuningrat mengganti nama Sukapura menjadi Tasikmalaya hingga sekarang. Berturut-turut ibukota kabupaten ini dari Sukapura, Kertapura, Manonjaya dan Tasikmalaya. Peresmian menjadi kabupaten Tasikmalaya melalui prosesi yang megah.


Panitia yang mengurusi acara diserahkan warga Bandarkalong, Bojong Asih, Bojong Gambir. Bidang keamanan diserahkan warga Ciawi, Cibalong, Cigalontang, Cikalong, Cikatomas. Bidang logistik diurus oleh warga Cineam, Cipatujah, Cirayong, Culamega, Gunung Tanjung. Seksi transportasi dipegang oleh warga Jamanis, Jatiwaras, Kadipaten, Karang Jaya, Leuwisari, Karangnunggal, Mangunreja, Manonjaya. Bidang pentas seni diserahkan pada warga Salawu, padakembang, Pageragueng, Pancatenjah, Parungponteng, Puspahiang, Rajapolah, Salopa. Bidang komunikasi dipegang oleh warga Sariwangi, Singaparna, Sodonghilir, Sukahening, Suakraja. Mereka bertugas dengan sukarela.


Sedangkan bidang perkantoran dan sekretariatan diurus oleh warga Sukarame, Sukaratu, Sukaresik, Tanjung Jaya dan Taraju. Kepanitiaan peresmian Kabupaten Tasikmalaya di bawah komando Bupati Wiratanuningrat dibuat sangat rapi. Beliau memang ahli memimpin dengan pendekatan kultural dan manusia. Kepemimpinan beliau selalu memberi rasa ayem ayom aman damai. 


C. Teladan Pemimpin Besar. 


Para Bupati Tasikmalaya yang erjasa membangun peradaban. Masa silam yang pantas dikenang. 


1. Kanjeng Raden Adipati Aria Wiradadaha I 1641-1674.

2. Kanjeng Raden Adipati Aria Wiradadaha II 1674.

3. Kanjeng Raden Adipati Aria Wiradadaha III 1674-1723.

4. Kanjeng Raden Adipati Aria Wiradadaha IV 1723-1745.

5. Kanjeng Raden Adipati Aria Wiradadaha V 1745-1747.


6. Kanjeng Raden Adipati Aria Wiradadaha VI 1747-1765.

7. Kanjeng Raden Adipati Aria Wiradadaha VII 1765-1807.

8. Kanjeng Raden Adipati Aria Wiradadaha VIII 1807-1837.

9. Kanjeng Raden Adipati Aria Danudiningrat 1837-1844.

10. Kanjeng Raden Adipati Aria Wiratanubaya 1844-1855.


11. Kanjeng Raden Adipati Aria Wiraadegdana 1855-1875.

12. Kanjeng Raden Adipati Aria Wirahadiningrat 1875-1901.

13. Kanjeng Raden Adipati Aria Prawirahadingrat 1901-1908.

14. Kanjeng Raden Adipati Aria Wiratanuningrat 1908-1937.

15. Kanjeng Raden Adipati Aria Wiradipoetra 1938 – 1944.


16. Kanjeng Raden Adipati Aria Soenarya 1944 – 1947.

17. Raden Abas Wilagasomantri 1948 – 1951.

18. Raden Priatnakusumah 1951 – 1957.

19. Raden Ipung Gandapraja 1957 – 1958.

20. Raden Memet Supartadirja 1958 – 1966.


21. Kolonel Inf. Husen Wangsaatmadja 1966 – 1974.

22. Drs. H. Kartiwa Suryasaputra 1974 – 1976.

23. Kolonel Inf. A. Benyamin 1976 – 1981.

24. Kol. Inf. H. Hudly Bambang Aruman 1981 - 1986.

25. Kol. Inf. H. Adang Roosman, SH 1986 – 1991.


26. Kol. Inf. H. SuiIjana Wirata Hadisubrata 1991 – 2001.

27. Drs. H. Tatang Farhanul Hakim, M.Pd 2001 – 2011.

28. H. Uu Ruzhanul Ulum, S.E. 2011 – 2018.

29. H. Ade Sugianto, S.I.P. 2018


Gunung Galunggung yang tampak biru dari kejauhan selalu tampil megah gagah indah. Kabupaten Tasikmalaya sangat beruntung. Gunung Galunggung membuat tanah subur pertanian makmur. Salak Tasikmalaya terkenal di mana-mana. Produksi kerajinan berkembang pesar yang menambah kesejahteraan warga. Semua potensi itu dikelola dengan bijaksana oleh Bupati Tasikmalaya. Rakyat pun taat dan hormat. Mereka bekerja sama dan saling menghormati.


Rakyat Tasikmalaya termasuk pekerja keras. Industri bambu, payung, batik membanjiri pasar dunia. Warga Rajapolah kreatif mengembangkan kerajinan tikar, anyaman bambu, mendong, perkakas rumah tangga. Pemimpin Tasikmalaya memberi dorongan, semangat dan bantuan. Inilah kerjasama yang saling menguntungkan. Aparat dan rakyat berhubungan erat. Teladan yang baik ini tentu perlu dilestarikan.


Nilai ketuhanan, kemanusiaan, kebangsaan, kerakyatan, keadilan sudah diterapkan oleh masyarakat Tasikmalaya. Dari Tasikmalaya untuk Indonesia. Dengan kesadaran sejarah dan kebudayaan ini, diharapkan warga Tasikmalaya akan terus berjaya sepanjang masa. Ini merupakan wujud tekad luhur.rel

Share:
Komentar

Berita Terkini