Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi menandatangani Prasasti Gedung Masjid Agung Medan Provinsi Sumut di Jalan Pangeran Diponegoro Medan.ist |
MEDAN | Garda.ida
Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi menandatangani Prasasti Gedung Masjid Agung Medan Provinsi Sumut di Jalan Pangeran Diponegoro Medan, Minggu (3/9), usai Salat Zuhur berjamaah.
Peresmian pemakaian Masjid Agung yang baru tersebut diisi ceramah dan doa bersama oleh Ulama Besar AL-Azhar Kairo Mesir, Prof Usamah Sayyid Al-Azhari.
Pengurus BKM Mesjid Agung |
Hadir dalam kegiatan tersebut, seluruh panitia pembangunan Masjid Agung, para pejabat serta ulama dan tokoh masyarakat. Serta turut mendampingi Gubernur di antaranya, Kabiro Kesra Dhani Lubis, Kadis Kominfo Sumut Ilyas Sitorus, Kadis Kesehatan Alwi Mujahit, Kepala BKAD Ismael Sinaga, serta dihadiri 500-an Jemaah yang turut menggelar salat berjamaah.
Dalam sambutannya, Gubernur mengatakan bahwa proses pembangunan Masjid Agung memang berlangsung cukup panjang. Namun ia meyakini, dengan upaya dan keyakinan yang kuat, maka bangunan berukuran besar itu akan dapat berdiri megah, terutama sebagai tempat menjalankan ibadah bagi umat Islam.
“Ini bukan karena saya Gubernurnya, lantas seolah ini seperti karena saya, tidak. Ini adalah masjid milik umat, dibangun dari sumbangsih masyarakat Sumatera Utara,” ujar Gubernur.
Selain itu, Gubernur juga mengingatkan bahwa peran dari para donatur untuk percepatan pembangunan Masjid Agung, patut diapresiasi. Karenanya ia berharap, apa yang masih belum sempurna dari segi bangunan dan lainnya, dapat segera dituntaskan. Sebab sudah saatnya gedung baru tersebut digunakan sebagai tempat salat, menggantikan yang lama.
“Kenapa ini harus digunakan segera, karena di tempat yang lama, akan dibangun juga. Jadi kalau ini tak digunakan juga, berarti gedung lama dipakai. Dan tak bisa dimulai pembangunan di situ. Yang masih ada kekurangan di sana-sini, akan terus diperbaiki,” sebutnya.
Adapun menara masjid, kata Gubernur, akan diberi nama Menara Anif (199 Meter) dan Menara Maslin Batubara (99 meter). Nantinya akan menjadi semacam episentrum dalam mengumandangkan azan dari tengah kota, yang kemudian disambut azan dari masjid/musala lainnya.
“Terima kasih kepada panitia pembangunan masjid. Demi Allah, ini bukan soal tandatangan siapa, dan bukan juga karena saya. Sebab yang terpenting adalah pembangunan Masjid Agung bisa selesai dan umat muslim bisa beribadah di sini. Walau orang bicara apa, tetapi Allah lebih tahu,” pungkasnya.rel